Fenomena Bediding juga Dirasakan di Surabaya, Begini Pengaruhnya terhadap Satwa di KBS


Brawijaya News - Sejumlah wilayah di Pulau Jawa, termasuk Surabaya sedang mengalami fenomena bediding atau suhu dingin meskipun sudah musim kemarau.


Hal tersebut ternyata juga turut diantisipasi oleh pengelola Kebun Binatang Surabaya agar tidak berdampak negatif pada satwa-satwa di dalamnya.


Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) selaku pengelola Kebun Binatang Surabaya (KBS) meningkatkan asupan nutrisi dan gizi bagi para satwa agar tidak sakit menghadapi fenomena bediding ini.


"Kami di KBS melakukan berbagai langkah supaya hewan kondisinya tetap sehat, terutama pemberian asupan nutrisi dan gizi kami tingkatkan semua, termasuk pemberian vitamin serta mineralnya," kata Kepala Seksi Humas PDTS KBS, Lintang Ratri Sunarwidhi di Surabaya, Minggu (21/7) seperti dikutip dari Antara.


Ia memastikan sejauh ini tidak ada satwa yang sakit atau mengalami kelainan lahir akibat fenomena suhu dingin ini.


"Sampai jam operasional KBS selesai tidak ada laporan hewan sakit. Usia satwa juga tidak ada yang terlalu kecil atau baru lahir. Anak satwa sudah beradaptasi dengan kondisi cuaca di Surabaya, apalagi lahirnya di KBS," ujar Lintang.


Hal itu juga tidak lepas dari pemantauan dokter hewan secara intensif, dimana jika ada satwa yang mengalami gejala penyakit tertentu, langsung dilakukan penanganan.


"Kalau menyiagakan secara khusus tidak, tapi setiap hari ada dokter hewan. Artinya, para dokter ini pulang sesuai jam kerja tetapi kalau ada laporan satwa sakit langsung datang ke lokasi melakukan pemeriksaan," imbuhnya.


Meskipun begitu, Lintang tidak memungkiri jika sejumlah satwa mengalami perubahan sikap akibat fenomena bediding, terutama primata.


"Misalnya waktu panas hewan banyak main air kalau sekarang tidak, itu primata. Jenis lainnya tidak terpengaruh dengan panas atau dingin. Kondisi hewan koleksi kebun binatang semuanya tetap normal," tuturnya.


Sebagai informasi, BMKG mengungkapkan suhu dingin di sejumlah wilayah Pula Jawa diakibatkan oleh keberadaan Angin Monsun Australia dan posisi matahari yang berada di sisi utara bumi.


Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa Angin Monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air, sedang dalam fase berhembus menuju benua Asia dengan melewati perairan Samudera Hindia.

Lebih baru Lebih lama