Brawijaya News - Bonus demografi hingga fenomena teknologi robotik menjadi perhatian para praktisi human capital agar tidak menjadi bencana bagi Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan digital mumpuni.
Hal itu dituangkan dalam cetak biru atau blueprint yang dirumuskan praktisi human capital Tanah air untuk menuju Indonesia Emas 2024.
Chairman of Steering Committee Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK), Yunus Triyonggo mengatakan, kemajuan teknologi menjadi hal yang tak bisa dihindari generasi muda. Karena membanjirnya imaging technology ke semua negara dengan adanya teknologi robotik menjadi tantangan buat Indonesia.
"Bagaimana mempersiapkan kita untuk tidak menjadi korban dari hadirnya perkembangan teknologi tersebut. Dan di situlah terkandung makna bagaimana kita punya peluang untuk melakukan intervensi. Intervensi yang memberikan dampak eksponensial mengenai bagaimana memengaruhi kehidupan kita, cara kita bekerja, cara kita berinteraksi, dan sebagainya," ujar Yunus dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (20/7).
Dia menambahkan, dalam pengembangan SDM seharusnya concern kepada digital talent dengan mempercepat program yang berkontribusi untuk masa depan Indonesia. Menurut Yunus, manusia harus menguasai secepatnya kemajuan teknologi sebagai alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaan.
Kemampuan SDM, sambungnya, penting untuk mengejar bonus demografi yang akan dialami Indonesia. Jepang yang menyadari bonus demografi pada 1970 berusaha mengejarnya selama 20 tahun sebelum akhirnya menjadi negara maju.
"Nah ini adalah salah satu ilustrasi ya bagaimana 2045 itu kita akan diproyeksikan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar nomor 5 di dunia. Tentunya proyeksi ini harus kita sambut dengan gegap gempita untuk bisa mewujudkannya," tutur Yunus.
Dia menuturkan, dependensi rasio Indonesia diperkirakan akan terendah di 2030. Artinya, 64 persen sampai 70 persen penduduk Indonesia di tahun itu berada di usia produktif, yaitu 15 tahun sampai 64 tahun.
"Maka dari itu, kalau kita tidak melakukan apa-apa, kita abai, kita lalai, kita bisa menjadi bencana demografi karena akan banyak unemployment (pengangguran). Ketika banyak orang yang unskill, maka kriminalitas akan meningkat secara drastis," kata Yunus.
Untuk itu, para praktisi human capital akan membuat blueprint untuk pemerintahan baru.
Inisiatif tersebut akan dijelaskan secara detail dalam event Indonesia Human Capital & Beyond Summit (IHC-BS) yang akan digelar pada 13-15 November 2024 di Jakarta.
Indonesia Emas 2045 adalah visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar dunia dengan kesejahteraan sosial, peningkatan kualitas hidup, kemajuan teknologi, dan keunggulan di berbagai sektor. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan.
Kualitas sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif adalah kunci. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan penting untuk membentuk tenaga kerja yang kompeten. Semangat kewirausahaan dan kreativitas juga harus didorong agar mampu bersaing secara global.